Demikian pengamatan dan pandangan Markus Wauran, mantan legislator yang kini lebih banyak menekuni bidang nuklir, lingkungan hidup serta sosial kemasyarakatan, ketika tampil sebagai salah satu pembicara dalam 'focus group discussion' (FGD) bertajuk "Fenomena Ahok, Menelusur Jalan Demokrasi di Ibukota Negeri", di Jakarta, Selasa (15/3/16). Diskusi ini menyorot khusus beragam perkembangan menyongsong Pilkada Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017 yang kini semakin memancing situasi panas.
"Ahok memang fenomenal. Dia punya kelebihan-kelebihan khusus yang tidak dipunyai gubernur lainnya. Dan saya mencatat ada lima 'fenomena Ahok' di sini. Yang pertama, begitu hebatnya Ahok bekerja kerasa dengan slogan anti korupsi dan dia membuktikan dengan terseretnya beberapa pejabat penting di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta ke sidang pengadilan. Selain itu, dia juga berupaya mencegah praktik korupsi dengan menggencarkan 'E-Government' di berbagai divisi administrasi, guna mencegah manipulasi," kata Wauran, yang bersama Suryadi (mantan Ketua Umum PDI) memiliki jasa merekrut Megawati Soekarnoputri tampil di kancah politik praktis di dekade 1980-an lalu.
FGD ini dihelat bersama oleh Institut Studi Nusantara (ISN), Dewan Pimpinan Pusat Generasi Penerus Pejuang Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) dan komunitas Ajang Dialog Revolusi (ADR).
Selain Markus Wauran, juga tampil Jackson Kumaat (mantan aktivis 98, yang kini masih menjabat Ketua DPD KNPI Sulawesi Utara, Ketua PSSI Sulut, Wakil Ketua Kadin Sulut serta Tim Satkersus DPP GPPMP), dan Viktus Murin (Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan/LKAK, mantan Presidium Pusat GMNI dan Tenaga Ahli DPR RI).
Selanjutnya, Wauran menunjuk fenomena kedua, yakni Ahok benar-benar menunjukkan nyalinya yang kuat untuk "tidak takut Parpol, tak khawatir dengan gertakan kalangan DPRD".
"Walaupun dia sadar, Partai Politik (Parpol) dan demikian DPRD adalah mitra untuk menjalankan demokrasi serta roda pemerintahan di Jakarta. Apalagi dia juga tahu, legislatif bisa saja menjatuhkannya, tetapi dia tidak perduli, dia tetap gencarkan program-programnya dengan tegas," ungkap Wauran dalam diskusi yang dipandu oleh salah satu Ketua DPP GPPMP, Hanny Senewe (juga Sekretaris Dewan Pakar DPP Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, GMNI).
Orang tersadar
Fenomene ketiga, demikian Markus Wauran, yang kini pensiunan PNS sekaligus DPR RI, yakni, Ahok itu berani datang dengan kata-kata keras, bahkan sering menjurus kasar (terutama bagi mereka yang selama ini terbiasa dimanja oleh situasi mapan, Red).
"Tetapi, dengan gayanya yang khas itu, Ahok ternyata mampu membuat banyak orang 'siuman', tersadar dari situasi yang tidak benar, dan karenanya harus ada perubahan ke arah lebih baik," tandasnya.
Seterusnya, fenomena keempat, "Ahok itu tidak takut mati. Dia punya keyakinan kuat, bahwa "Hidup itu untuk Tuhan, dan mati adalah untungku". Siapa takut?"
"Dan yang menjadi fenomena kelima dari penampilan Ahok, ialah, dia kini menjadi 'media darling', mengalahkan tokoh maupun selebriti mana pun di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara. Yah karena itu tadi, dia ini figur kontroversi, dan kini kita tinggal melihat ke depan, apa yang akan terjadi dari situasi sebegini", katanya lagi.
Markus Wauran lalu mengunci sorotannya dengan mengajukan lima hal penting yang patut menjadi atensi para calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta, juga di daerah lainnya. "Yakni, dia harus cerdas, punya jaringn luas, benar-benar populer, punya duit cukup dan tentunya cerdik," demikian Markus Wauran
Mau Baca Lebih Banyak Kisah Inspiratif? Silahkan di Pencet Tombol
0 Response to "Fenomenal !!! Ahok punya lima kelebihan yang tak dimiliki gubernur lain di Indonesia"
Posting Komentar